Hutan orang-orang rimba dan masyarakat adat

 


Artikel “hutan orang-orang rimba dan masyarakat adat”


Pejabat pemerintah “joko widodo” selalu memakai pakaian adat di beberapa pertemuan yang besar hingga kecil, tak heran jika ia memakai pakaian tersebut hanya untuk cosplayer saja. Kenyataan nya, hutan masyarakat adat dihabisi secara perlahan-lahan. 

Yang seakan membangga-banggakan “NKRI harga mati”

tetapi disisi lain ia terus memberi ruang kepada mereka para cukong bajingan itu. Omong kosong.

Ia Memakai pakaian adatnya, namun sukar untuk merangkul adat dan juga budaya nya.

Ia Memeras suaranya, namun sukar untuk memberi ruang pada orang-orang rimba dan masyarakat

Lucu. Jika ini kita telusuri lebih dalam lagi.


Dan ketahuilah. Hutan masyarakat adat adalah sumber pangan dan tempat tinggal mereka satu satunya. Mereka hidup tanpa adanya entitas-entitas pendidikan yang tak jelas lagi asal mulanya. Mereka diajarkan untuk hidup dari apa yang mereka tanam. Tanpa adanya pendidikan formal pun, buktinya, mereka bisa hidup hingga ber abad-abad.


Anak-anak rimba diajarkan untuk selalu menghargai proses, mereka menanam, merawat hingga memanen, tentu saja ini adalah bentuk dari kekayaan pendidikan mereka. 


Tak hanya itu, orang-orang rimba dan masyarakat adat memiliki simbosis mutualisme dengan alam yang sangat kuat.

Bukan paratisme belaka, seperti mereka para manusia tamak.

Orang-orang rimba juga memiliki kepercayaan dengan toleransi agama yang sehebatnya.

Mereka juga diajarkan untuk bertahan pada nilai yang dipercayai, tanpa mereduksi toleransi.


Begitulah kehidupan singkat orang-orang rimba dan masyarakat adat yang sangat perlu kita apresiasi keberadaannya. Inilah bentuk lain dari kekayaan budaya negeri kita. 


Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca🖤


—yog

Jogja 4 juni 2024.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama