Sesasren, mungkin sebuah kata baru bagi semua manusia. Kata Sesasren di cetuskan pertama kali oleh Yoga Aji ketika rembugan dengan Kang Masnya, yang menghendaki kalimat "Sesaji untuk Dewi Sri" dijadikan singkatan. Yang mendasari terciptanya karya Sesaren diantaranya ialah geografis sanggar yang berada ditengah-tengah mayoritas petani dan lahan persawahan yang cukup luas. Dari letak geografis itu, sangat menempel beberapa tradisi pertanian yang kerap bersinggungan dengan masa kecil saya, salah satunya tradisi methil, dimana saat itu anak usia SD-SMP selalu standby di jalan persawahan untuk ngintili mbah modin keliling sawah sesuai bookingan pemilik sawah untuk memimpin prosesi kenduri methil.
Methil ialah salah satu tradisi dalam pertanian (khususnya Padi) yang dimaksutkan untuk mewujudkan rasa syukur terhadap kuasa tuhan lantaran Mbok Sri (Dewi Sri) yang diyakini sebagai Dewi Padi. Sedangkan Sesasren kami upayakan untuk mengenalkan methil kepada generasi baru yang tidak sedikit tidak mengenal tradisi itu, Sesaren kami maksudkan untuk menyajikan methil dalam sebuah pertunjukan seni, tentunya tidak dengan maksud menggantikan tradisi methil . Kami memutuskan itu, karena menurut kami perkembangan jaman yang tidak disertai kesadaran sangat mempengaruhi eksistensi tradisi secara umum, dan bukan hanya methil.
Naskah dari Sesaren kami upayakan untuk menyisipkan nilai-nilai Methil secara majas, dengan tujuan agar audien dan lingkungan memahami Sesaren dengan pelan-pelan. Karena bagi kami dampak dari kesenian yang instan juga sama seperti hal-hal lain yang juga bersifat instan. Kami sangat berharap kekuatan dan kesadaran akan tradisi kembali menjadi uforia yang dinantikan hadirnya, karena kami meyakini salah satu dampak dari tradisi adalah kerukunan dan kebersamaan, hal itu merupakan takdir masyarakat dusun dan khususnya petani, hal yang seharusnya harus terjadi dan tidak bisa dihindarkan, sekali lagi kerukunan dan kebersamaan.
Dalam beberapa kali awal pementasan, kami sengaja menyajikan konsep seperti umumnya pertunjukan, hal itu kami maksutkan untuk cek ombak, dan berharap masyarakat tertarik dengan Sesasren, dengan harapan ketertarikan itu menjadai dasar kesadaran baik tentang tradisi, khususnya methil. Setelah kami merasa sudah ada beberapa masyarakat yang tersaring, kemudian di pementasan berikutnya kami menyajikan konsep yang sedikit berbeda dari pertunjukan pada umumnya, hal ini kami maksudkan agar masyarakat merasa lebih dekat dengan naskah pertunjukan.
Dan semoga, di pertunjukan yang mendatang, akan selalu tersaji konsep pertunjukan yang membuat masyarakat semakin dekat dan dekat lagi dengan naskah, dengan harapan pertunjukan kami benar-benar memberikan dampak atas kesadaran tentang tradisi, uforia pelaksanaan tradisi, dan tidak lepas dari takdir masyarakat dusun dan petani sebagai lingkungan yang ditakdirkan rukun dan bersama-sama.
https://youtu.be/8VVSDN4K16Y?si=KSU2oF4TwGdbBF0v